Senin, 04 Januari 2016

Ansatsuken: Aliran Bela Diri Ryu dan Ken



 Ansatsuken

Ansatsuken: Aliran Bela Diri Ryu dan Ken
Atsatsuken adalah aliran bela yang diri fiksi yang muncul di video game games Street fighter. Tujuan utama aliran Ansatsuken pada awalnya untuk menciptakan teknik bela diri yang ampuh untuk menghabisi lawannya. Nama lain Ansatsuken dalam bahasa jepang adalah Satsujinken. Di Street fighter series, bela diri
Ansatsuken digunakan oleh si jagoan Ryu, Ken, Akuma dan Gouken. Ryu, Ken dan Gouken  menggunakan prinsip Ansatsuken yang berbeda dari pendiri Ansatsuken, mereka menggunakan pendekatan jalan kebenaran tanpa kebencian,  dendam dan hasrat. Sedangkan Akuma masih melanjutkan idealisme Goutetsu, bahkan ia melebihi pencapaian gurunya sendiri dalam penguasaan teknik terlarang Satsui No Hadou.
Bela diri Ansatsuken diciptakan seorang petarung bernama Goutetsu yang menggabung bela diri karate, judo, taekwondo dan kempo. Dalam dunia game fighting gaya ini dikenal dengan Shoto Clone. Goutetsu mengangkat dua murid yaitu dua bersaudara Gouken dan Akuma (Gouki) sebagai penerus Ansatsuken. Setelah Goutetsu berhasil menciptakan Ansatsuken dan mengajarkan kedua  muridnya, Goutetsu mulai mempelajari teknik baru yang memperkuat diri dengan seni kegelapan yaitu Satsui no Hadou. Gouken memilih menolak teknik ini sedangkan Akuma tetap melanjutkan pelatihannya bersama Goutetsu. Setelah meninggalkan Goutetsu dan menyempurnakan tekniknya sendiri, Gouken bertemu Dan Hibiki (karakter parodi Ryo, Yuri dan Robert dari Art of Fighting) sebagai murid pertama. Di kemudian hari Gouken mengetahui motif balas dendam Dan Hibiki. Gouken tidak senang dengan kebencian dalam diri Dan Hibiki dan langsung memutus hubungan. Tak lama Gouken bertemu dengan Ayah Ken dan setuju untuk mengajarkan kedisiplinan kepada Ken. Tak lama Gouken mengadopsi Ryu sebagai anak angkat. Merekalah penerus baru Ansatsuken.
Variasi Teknik Ansatsuken
1.   Satsui No Hadou
Satsui no hadou pertama kali diciptakan Goutetsu dengan tujuan menciptakan kekuatan lebih besar dari sebelumnya. Kekuatan besar ini membuat sang pengguna terpengaruh iblis, bahkan bukan tidak mungkin tubuh pengguna akan dikuasai iblis. Goutetsu hanya menggunakan satsui no hadou sebagai pemicu kekuatan tanpa hati yang terpengaruh oleh iblis. Namun Akuma diam-diam menyempurnakan satsui no hadou dengan menyatu sepenuhnya dengan iblis di dalamnya yaitu Oni. Akuma berhasil mengendalikan Oni sebagai pemicu kekuatannya, tapi hati Akuma sudah rusak sebagai efeknya. Di Street Fighter IV Oni berhasil menguasai tubuh Akuma sepenuhnya.
2.   Saikyo Style
Saikyo Style adalah bela diri versi lemah dari Ansatsuken yang ciptakan Dan Hibiki setelah Gouken mengusirnya dari dojo. Dasar saikyo style sedikit mirip dengan Ansatsuken tapi dicampurkan bela diri muang thai yang terinspirasi dari pembunuh ayahnya (Sagat). Saikyo style diciptakan dengan tujuan untuk balas dendam kepada Sagat. Setelah berhasil mengalahkan Sagat, Dan hibiki meneruskan Saikyo Style tanpa mempunyai murid satupun yang betah. Benar-benar menyedihkan.
3.   Mu No Ken
Mu no ken jenis variasi Ansatsuken dengan memperkuat diri dari sebelumnya yang diciptakan oleh Gouken sebagai tandingan dari satsui no hadou. Pada awalnya Goutetsu hanya menggunakan mu no ken sebagai kunci pengendali efek satsui no hadou. Mu no ken hanya bisa digunakan ketika perasaan pengguna dikosongkan dari rasa benci, dendam dan hasrat. Teknik ini terinspirasi salah satu ajaran Budha.  Gouken dan Gen menggunakan mu no ken dengan cara mengosongkan jiwa agar dapat terhindar dari efek mematikan sun goku satsu. Gouken juga menyegel kekuatan satsui no hadou di dalam tubuh Ryu dan mulai mengajarkan Ryu dan Ken sebagai kekuatan baru untuk terhindar efek satsui no hadou.

Artikel Terkait

1 komentar: