Halo semuanya. Nama saya Ocin. Selamat datang di Blog saya.
Dulu sekali saya pernah pergi ke
perpustakaan dan seperti kunjungan saya yang sudah-sudah saya langsung ke ruang
jurnal. Di sana saya membaca beberapa koran, tabloid dan majalah—dengan gratis
tentunya. Kemudian saya menemukan tulisan A.S. Laksana di Jawa Pos. Di
tulisannya saat itu dia bicara sedikit tentang pemerintah, tapi ada hal lain
yang lebih menarik minat saya. A.S. Laksana menceritakan pembicaraan antara
dirinya dan teman-temannya di restoran tepi laut. Salah satu temannya, dengan
paras muka serius Joko Pinurbo mengatakan sesuatu yang kira-kira begini,
“puisi-puisi yang tampak liar dan gelap sebetulnya sangatlah formulaik”. Damn,
“formulaik” saya belum pernah mendengar itu sebelumnya, keren ya. Lantas A.S.
Laksana membuatkan puisi dengan gaya formulaik itu. Nah, saya juga ingin
mencoba permainan A.S. Laksana ini juga, begini jadinya:
a.)
Dewa kematian menatapku
b.)
Saya rasa ia mencium bau dosa busukku
c.)
Itu adalah dua dosa masa lalu
d.)
Yang satu nafsu dan yang satu kemarahan
e.)
Mata dewa kematian itu mengingatkan saya pada
kekasihku yang telah mati
f.)
Yang belum pernah saya jamah langsung isi
hatinya
g.)
Saya berikan jiwaku dan pulang ke dunia kematian
Bagaimana? Menarik tidak? Apakah
aku berhasil atau malah terdengar konyol. Anyway tulisan di atas itu adalah
After dan inilah Beforenya:
a.)
Kucing bermata hijau menatapku
b.)
Saya rasa ia mncium bau bungkusan yang kugenggam
c.)
Itu adalah dua bungkus ayam bakar
d.)
Yang satu paha atas dan yang satu dada bagian
daging
e.)
Mata kucing itu mengingatkan saya pada mata
hijau indah Alice Glass
f.)
Yang belum pernah saya tonton langsung konsernya
g.)
Saya berikan setengah bagian dari paha atas dan
pulang ke rumah
Itulah hasil dari “puisi
formulaik” milik saya, cukup menghibur bukan? Jika pembaca penasaran dengan
tulisan A.S. Laksana secara lengkap, pembaca bisa mencari di koran Jawa Pos
yang lama atau mungkin arsip Jawa Pos di internet. Namun kalau pembaca mulai
frustasi mencari dan tidak ketemu korannya dan masih penasaran pembaca bisa
melihatnya di blog A.S. Laksana.
Beep.
WARNING! SPOILER ALERT
WRONG WAY! WRONG WAY
WARNING! SPOILER ALERT
Saya rasa tidak hanya puisi yang
sangat formulaik, tapi juga komik atau kartun maka saya akan membuat banyolan
semacam esai. Oke kita mulai.
BLUE IS THE
WARMEST COLOR by Julie Maroh
Grafik novel percintaan tentang
percintaan antara Clementine dan Emma.
Alur ceritanya sedikit mirip dengan David Copperfield, dimulai ketika Clementine remaja, pacaran lalu putus
kemudian cinta pada pandangan pertama dengan Emma lalu curhat dengan temannya
pergi kelayapan ke klab malam, ketemu Emma lagi, pacaran, ketahuan ibunya,
diusir, penghianatan dan kecemburuan, break out depresi, bla-bla lalu
meninggal.
Saya tidak akan membahas tema L word di sini, tema ini sedikit sensitif
dan tidak terlalu nyaman diperbincangkan, but hey, don’t judge Morty. Saya
lebih bicara soal tema lain yang menurut saya sangat formulaik. Terlepas dari
tema L word dan kontroversi sana dan sini, hubungan percintaan mereka tak
ubahnya dengan hubungan antara manusia pada umumnya: perkenalah, tumbuh
ketertarikan, menjalin ikatan, kecemburuan dan penghianatan dan hal-hal semacam
itu dan hal itu sangat formulaik.
Coba kita ganti tema L word dengan hubungan terlarang layaknya Romeo dan
Juliet. Misalkan Jana dan Jeni pacaran lalu ayahnya menemukan fakta bahwa Jana
adalah seorang Bobotoh kemudian terjadi dialog seperti ini:
Jeni: “Tapi aku cinta
Jana.”
Papanya Jeni: “Dia itu
Bobotoh, lihat mobil Papa tuh. Udah hancur lebur gara-gara Papa nonton bola ke
Bandung. Padahal kreditnya belum selesai.”
Jeni: “Pokoknya Jeni tetap
sayang Jana.”
Papanya Jeni: “Kita The
Jack, sayang. Jack mania.”
Jeni: “Jeni pergi saja
kalau Papa nggak merestui kami.”
Papanya Jeni: “Kok kamu
lebay sih.”
Kemudian Jana dan Jeni kawin lari. Lalu mereka hidup bahagia sebentar. Eh
Jeni selingkuh terus diputusin Jana. Jeni stress habis itu ngedrugs dan ngefly
kemudian over dosis. Papa Jeni menyesal dan berharap Jack Mania dan Bobotoh
bisa berdamai suatu saat lagi.
Lihat kemiripannya kan? Sangat formulaik sekali. Apakah saya terdengar
konyol. Whatever contoh selanjutnya.
BLUE by Kiriko Nananan
Kenapa dua judul komik yang mengandung kata blue sama-sama
kisah cinta L word. Apakah hanya kebetulan atau apakah ada sesuatu yang
lainnya? Apakah sudah ada yang membahas ini? Tapi kita tidak akan membahas ini
karena sekarang topik kita adalah sesuatu yang formulaik. Blue adalah kisah
percintaan antara Kirishima dan Masami Endo. Diawali dengan Kirishima pacaran
lalu putus lantas penasaran dengan Endo, sedikit bingung, but its okay, having
fun, saling curhat, Endo menghilang, muncul keraguan, timbul ketegangan dan saling
memaafkan. Tiba saat waktu perpisahan dan kesedihan.
Dengan gaya formulaik kembali kita bereksperimen. Ganti tema
L word dan semuanya terlihat normal. Diawali dengan Bejo pacaran lalu putus
lantas penasaran dengan Sarinah, sedikit bingung, but its okay, having fun,
saling curhat, Sarinah menghilang, muncul keraguan,. Tiba saat waktu perpisahan
dan kesedihan. Lihat, paham maksud saya?
Oke satu lagi contoh.
Batman Under
The Red Hood 2010
Ini salah satu film Batman favorit saya. Film animasi yang
dalam dan menyentuh dan tentunya sangat formulaik. Inilah dialog paling
dramatis dari Under The Red Hood
Jason Todd: “Pernahkah
kau dihadapkan langsung pada pilihan” (Melemparkan senjata yang identik dengan
Desert Eagle ke Batman)
Bruce Wayne:
“Aku tidak mau…”
Jason Todd: “Ini
yang sedang kita bicarakan. Ini tentang kau, aku dan dia. Sekarang saatnya
untuk memutuskan. Jika kau tidak mau membunuh kotoran psikopat ini, biar aku
yang melakukannya. Kalau kamu mau menghentikanku kau harus menghentikanku.”
Bruce Wayne:
“Kau tahu aku tidak mau…”
Jason Todd: “Aku
akan menembak kepalanya dan memecahkan isi kepalanya. Kalau kau mau itu tidak
terjadi kamu harus menembakku, tepat di wajahku.”
Joker: “Ini
berubah menjadi lebih baik dari yang aku harapkah sebelumnya”
Jason Todd: “Dia
atau aku. Kamu harus memilih. Pilih aku atau dia. Sekarang! Dia atau aku. Putuskan
sekarang!”
Saatnya
bermain gaya formulaik
Jasica Todd:
“Pernahkah kau dihadapkan langsung pada pilihan”
Bruce Wine: “Aku
tidak mau…”
Jasica Todd: “Ini
yang sedang kita bicarakan. Ini tentang kau, aku dan dia. Sekarang saatnya
untuk memutuskan
Bruce Wine: “Kau
tahu aku tidak mau…”
Jasica Todd:
“Aku bakal bunuh diri kalau kamu tidak mau putuskan sekarang. Kalau kamu mau
itu tidak terjadi kamu harus jujur sama aku.”
Jokiwati: “Ini
berubah menjadi lebih baik dari yang aku harapkah sebelumnya”
Jasica Todd:
“Dia atau aku. Kamu harus memilih. Cinta aku atau dia. Sekarang! Dia atau aku. Putuskan
sekarang!”
Sekian dan terimakasih
sudah mampir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar