Sabtu, 28 November 2015

Tentang Blue is The Warmest Color, Blue dan Eh Batman: Under The Red Hood 2010


 Halo semuanya. Nama saya Ocin. Selamat datang di Blog saya.
Dulu sekali saya pernah pergi ke perpustakaan dan seperti kunjungan saya yang sudah-sudah saya langsung ke ruang jurnal. Di sana saya membaca beberapa koran, tabloid dan majalah—dengan gratis tentunya. Kemudian saya menemukan tulisan A.S. Laksana di Jawa Pos. Di tulisannya saat itu dia bicara sedikit tentang pemerintah, tapi ada hal lain yang lebih menarik minat saya. A.S. Laksana menceritakan pembicaraan antara dirinya dan teman-temannya di restoran tepi laut. Salah satu temannya, dengan paras muka serius Joko Pinurbo mengatakan sesuatu yang kira-kira begini, “puisi-puisi yang tampak liar dan gelap sebetulnya sangatlah formulaik”. Damn, “formulaik” saya belum pernah mendengar itu sebelumnya, keren ya. Lantas A.S. Laksana membuatkan puisi dengan gaya formulaik itu. Nah, saya juga ingin mencoba permainan A.S. Laksana ini juga, begini jadinya:
a.)    Dewa kematian menatapku
b.)    Saya rasa ia mencium bau dosa busukku
c.)     Itu adalah dua dosa masa lalu
d.)    Yang satu nafsu dan yang satu kemarahan
e.)    Mata dewa kematian itu mengingatkan saya pada kekasihku yang telah mati
f.)     Yang belum pernah saya jamah langsung isi hatinya
g.)    Saya berikan jiwaku dan pulang ke dunia kematian
Bagaimana? Menarik tidak? Apakah aku berhasil atau malah terdengar konyol. Anyway tulisan di atas itu adalah After dan inilah Beforenya:
a.)    Kucing bermata hijau menatapku
b.)    Saya rasa ia mncium bau bungkusan yang kugenggam
c.)     Itu adalah dua bungkus ayam bakar
d.)    Yang satu paha atas dan yang satu dada bagian daging
e.)    Mata kucing itu mengingatkan saya pada mata hijau indah Alice Glass
f.)     Yang belum pernah saya tonton langsung konsernya
g.)    Saya berikan setengah bagian dari paha atas dan pulang ke rumah
Itulah hasil dari “puisi formulaik” milik saya, cukup menghibur bukan? Jika pembaca penasaran dengan tulisan A.S. Laksana secara lengkap, pembaca bisa mencari di koran Jawa Pos yang lama atau mungkin arsip Jawa Pos di internet. Namun kalau pembaca mulai frustasi mencari dan tidak ketemu korannya dan masih penasaran pembaca bisa melihatnya di blog A.S. Laksana.
Beep.
WARNING! SPOILER ALERT
WRONG WAY! WRONG WAY
WARNING! SPOILER ALERT
Saya rasa tidak hanya puisi yang sangat formulaik, tapi juga komik atau kartun maka saya akan membuat banyolan semacam esai. Oke kita mulai.
BLUE IS THE WARMEST COLOR by Julie Maroh


Tentang Blue is The Warmest Color, Blue dan Eh Batman: Under The Red Hood 2010

Grafik novel percintaan tentang percintaan antara Clementine dan Emma.  Alur ceritanya sedikit mirip dengan David Copperfield, dimulai ketika Clementine remaja, pacaran lalu putus kemudian cinta pada pandangan pertama dengan Emma lalu curhat dengan temannya pergi kelayapan ke klab malam, ketemu Emma lagi, pacaran, ketahuan ibunya, diusir, penghianatan dan kecemburuan, break out depresi, bla-bla lalu meninggal.
Saya tidak akan membahas tema L word di sini, tema ini sedikit sensitif dan tidak terlalu nyaman diperbincangkan, but hey, don’t judge Morty. Saya lebih bicara soal tema lain yang menurut saya sangat formulaik. Terlepas dari tema L word dan kontroversi sana dan sini, hubungan percintaan mereka tak ubahnya dengan hubungan antara manusia pada umumnya: perkenalah, tumbuh ketertarikan, menjalin ikatan, kecemburuan dan penghianatan dan hal-hal semacam itu dan hal itu sangat formulaik.
Coba kita ganti tema L word dengan hubungan terlarang layaknya Romeo dan Juliet. Misalkan Jana dan Jeni pacaran lalu ayahnya menemukan fakta bahwa Jana adalah seorang Bobotoh kemudian terjadi dialog seperti ini:
Jeni: “Tapi aku cinta Jana.”
Papanya Jeni: “Dia itu Bobotoh, lihat mobil Papa tuh. Udah hancur lebur gara-gara Papa nonton bola ke Bandung. Padahal kreditnya belum selesai.”
Jeni: “Pokoknya Jeni tetap sayang Jana.”
Papanya Jeni: “Kita The Jack, sayang. Jack mania.”
Jeni: “Jeni pergi saja kalau Papa nggak merestui kami.”
Papanya Jeni: “Kok kamu lebay sih.”
Kemudian Jana dan Jeni kawin lari. Lalu mereka hidup bahagia sebentar. Eh Jeni selingkuh terus diputusin Jana. Jeni stress habis itu ngedrugs dan ngefly kemudian over dosis. Papa Jeni menyesal dan berharap Jack Mania dan Bobotoh bisa berdamai suatu saat lagi.
Lihat kemiripannya kan? Sangat formulaik sekali. Apakah saya terdengar konyol. Whatever contoh selanjutnya.
BLUE by Kiriko Nananan


Kenapa dua judul komik yang mengandung kata blue sama-sama kisah cinta L word. Apakah hanya kebetulan atau apakah ada sesuatu yang lainnya? Apakah sudah ada yang membahas ini? Tapi kita tidak akan membahas ini karena sekarang topik kita adalah sesuatu yang formulaik. Blue adalah kisah percintaan antara Kirishima dan Masami Endo. Diawali dengan Kirishima pacaran lalu putus lantas penasaran dengan Endo, sedikit bingung, but its okay, having fun, saling curhat, Endo menghilang, muncul keraguan, timbul ketegangan dan saling memaafkan. Tiba saat waktu perpisahan dan kesedihan.
Dengan gaya formulaik kembali kita bereksperimen. Ganti tema L word dan semuanya terlihat normal. Diawali dengan Bejo pacaran lalu putus lantas penasaran dengan Sarinah, sedikit bingung, but its okay, having fun, saling curhat, Sarinah menghilang, muncul keraguan,. Tiba saat waktu perpisahan dan kesedihan. Lihat, paham maksud saya?
Oke satu lagi contoh.
Batman Under The Red Hood 2010

Ini salah satu film Batman favorit saya. Film animasi yang dalam dan menyentuh dan tentunya sangat formulaik. Inilah dialog paling dramatis dari Under The Red Hood
Jason Todd: “Pernahkah kau dihadapkan langsung pada pilihan” (Melemparkan senjata yang identik dengan Desert Eagle ke Batman)
Bruce Wayne: “Aku tidak mau…”
Jason Todd: “Ini yang sedang kita bicarakan. Ini tentang kau, aku dan dia. Sekarang saatnya untuk memutuskan. Jika kau tidak mau membunuh kotoran psikopat ini, biar aku yang melakukannya. Kalau kamu mau menghentikanku kau harus menghentikanku.”
Bruce Wayne: “Kau tahu aku tidak mau…”
Jason Todd: “Aku akan menembak kepalanya dan memecahkan isi kepalanya. Kalau kau mau itu tidak terjadi kamu harus menembakku, tepat di wajahku.”
Joker: “Ini berubah menjadi lebih baik dari yang aku harapkah sebelumnya”
Jason Todd: “Dia atau aku. Kamu harus memilih. Pilih aku atau dia. Sekarang! Dia atau aku. Putuskan sekarang!”
Saatnya bermain gaya formulaik
Jasica Todd: “Pernahkah kau dihadapkan langsung pada pilihan”
Bruce Wine: “Aku tidak mau…”
Jasica Todd: “Ini yang sedang kita bicarakan. Ini tentang kau, aku dan dia. Sekarang saatnya untuk memutuskan
Bruce Wine: “Kau tahu aku tidak mau…”
Jasica Todd: “Aku bakal bunuh diri kalau kamu tidak mau putuskan sekarang. Kalau kamu mau itu tidak terjadi kamu harus jujur sama aku.”
Jokiwati: “Ini berubah menjadi lebih baik dari yang aku harapkah sebelumnya”
Jasica Todd: “Dia atau aku. Kamu harus memilih. Cinta aku atau dia. Sekarang! Dia atau aku. Putuskan sekarang!”

Sekian dan terimakasih sudah mampir.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar