Selasa, 22 Desember 2015

Pengaruh J.D. Salinger Dalam Dunia Komik dan Animasi

J. D. Salinger Sosok Inspiratif

Warning: Spoiler Alert
Warning: Spoiler Alert
 
Kalau belum pernah membaca karya-karya Salinger setidaknya silahkan baca dulu ringkasan novel the Catcher in the Rye di Shmoop atau sedikit sinopsis dari blog A. S. Laksana. Itu akan sedikit membantu.

Bagi pencinta sastra pasti J.D. Salinger bukan sosok asing. Bagi yang belum mengenalnya, ia adalah sosok yang kontroversi dan unik dan memiliki gaya penulisan yang menarik dan banyak diikuti penulis modern. Kalimat awal dalam novelnya “Catcher in The Rye” sudah menegaskan gaya penulisannya yang unik. Saya kutipkan kalimatnya yang diambil dari novel dengan bahasa aslinya: “If you really want to hear about it, the first thing you'll probably want to know is where I was born, an what my lousy childhood was like, and how my parents were occupied and all before they had me, and all that David Copperfield kind of crap, but I don't feel like going into it, if you want to know the truth”.
Melalui narasi Holden Caulfield dengan penuturan sudut pandang orang pertama, J.D. Salinger dengan sikap tidak mau mengikuti pasaran—dalam hal ini ia tidak mau mengikuti cara bertutur dengan gaya novel “David Copperfield” yang mengisahkan kehidupan tokoh utamanya dari kecil hingga tua— J. D. Salinger menulis dengan sesukanya sendiri. Tulisannya begitu mengalir dan sangat enak diikuti. Karakter Holden Caulfield, walaupun bermasalah tetap saja begitu loveable. Ia punya ideologi yang kuat dan suka sekali cursing dan membuat umpatan yang hampir sama kreatifnya dengan umpatan-umpatan dalam film “Pulp Fiction”
Ada yang bilang bahwa kesenangan membaca novel akan lebih didapat dari bahasa aslinya daripada novel yang sudah diterjemahkan. Saya memulai dengan “Ulyses”-nya James Joyce dan saya hanya berkubang pada halaman awal-awal saja hingga kini. Namun berbeda dengan “the Catcher in the Rye”. Inilah novel bagasa Inggris pertama yang bisa saya baca habis (kalau pembaca ingin membaca versi terjemahan Indonesia-nya bisa baca terjemahannya dari buku terbitan Banana).
J.D. Salinger sangat anti mainstream dan pada awalnya orang-orang tidak menyukai itu. Banyak sekolah-sekolah Amerika menolak novel the Catcher in the Rye, tapi sekarang hampir sekolah-sekolah Amerika menjadikan salah satu novel favorit untuk dibaca. Tidak terhitung karya sastra yang membuat refrensi atau alusi tentang the Catcher in The Rye, misalnya: “Norwegian Wood”nya Haruki Murakami atau “the Perk of Being Wallflower” yang juga sudah dibuat filmnya, itu loh yang ada Emma Watson berambut pendek. Lalu bagaimana dengan dunia komik dan Animasi?
  • Ghost in the Shell Stand Alone Complex

    Pengaruh J.D. Salinger Dalam Dunia Komik dan Animasi 

Sepertinya penulis skenario animasi seri yang diadaptasi dari  manga Shirow Masamune ini benar-benar penggemar J. D. Salinger. Pertama tentu saja Laughing Man, si hacker misterius yang jenius dan merepotkan. Laughing Man diambil dari judul cerpen J. D. Salinger. Referensi lainnya yang dari cerpen tersebut adalah topi bisbol dan juga pegangan bisbol.
 
Referensi J. D. Salinger lainnya adalah tentan The Secret Goldfish di episode ketika Tachikoma bertemu dengan Miki. The Secret Goldfish adalah referensi yang diambil dari the Catcher in The Rye. Ini beberapa kalimat dari novelnya:
“He used to be just a regular writer, when he was home. He wrote this terrific book of short stories, The Secret Goldfish, in case you never heard of him. The best one in it was "The Secret Goldfish." It was about this little kid that wouldn't let anybody look at his goldfish because he'd bought it with his own money. It killed me. Now he's out in Hollywood, D.B., being a prostitute. If there's one thing I hate, it's the movies. Don't even mention them to me.”
Dan ini adalah dialog antara Miki dan Tachikoma:
Miki: It’s a story whose main character is a girl who is about the same age as me.
Tachikoma: Same age?
Miki: Yeah. A Story about a girl who dowsn’t want to let anybody else see her goldfish. When people ash her why she doesn’t want to let anybody see her goldfish, she says it’s because she bought the goldfish with her own money. So all the adults worry about her, thinking to themselves, “Oh, what a silly girl”. But the goldfish had actually died a long time earlier, and to keep the adults from finding out, the girl wouldn’t le anyone see it.
Tacikoma: Hm, I don’t really understand. I mean, the goldfish was dead, right? So she should just use her allowance or something to get it fixed up like new.
Miki: It doesn’t work like that. When a goldfish dies, it never comes back. The girl didn’t want the adults to think that she would be sad just because her godfish died. She had grieved enough already.
  • Ghost World

     

Menarik karena kebetulan judul komik ini juga mengandung kata “Ghost”. Komik buatan Daniel Clowes ini juga telah diadaptasi ke film oleh Tery Zwigof dan skenario ditulis bersama dengan Daniel Clowe sendiri. Pemeran utama dalam film ini adalah Thora Birch Scarlet Johansson. Cerita dalam komik dan film kurang lebih sama, tapi sedikit banyak juga ada perbedaan. Daniel Clowes dalam beberapa kesempatan pernah bilang dia sangat terinspirasi oleh cerita-cerita J. D. Salinger, bahkan dalam komik Ghost World, Enid memakai topi berburu yang mirip dengan topi berburu berwarna merah kesukaan Holden Caulfield. Karakter Enid sedikit banyak memiliki kesamaan dengan Holden Caulfield. Ketika remaja seusianya mulai beralih ke proses pendewasaan, Enid menolaknya. Dia membenci dunia karena begitu phony dan mainstream. Namun Enid tidak bisa berbuat banyak, bahkan Rebecca satu-satunya temannya juga beranjak dewasa dan mulai menjauhinya. Akhir komik dan film ini memperlihatkan bagaimana Enid naik bus dan keluar kota seolah-olah metafora dari bunuh diri. Bandingkan dengan ide Holden Caulfield yang ingin pergi ke suatu tempat asing dan berpura-pura menjadi orang tuli dan tinggal sendirian di rumah kayu di tengah hutan.
 
Trivia:
Beberapa pembunuhan dikaitkan dengan novel Salinger dan yang paling populer adalah penembakan John Lennon. Mark David Chapman dipercaya habis membaca the Catcher in the Rye dan entah mengapa jadi punya niat membunuh John Lennon.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar